Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memastikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi akan naik seiring dengan perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja 2012. Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi
salah satu alasannya.
Menurut SBY, asumsi harga minyak dalam APBN 2012 harus disesuaikan,
pemerintah tidak mungkin lagi menetapkan asumsi dengan harga minyak
mentah Indonesia (ICP) US$90 per barel. Sebab harga ICP saat ini
mencapai US$115 per barel.
SBY menjelaskan, dalam dua bulan terakhir, perkembangan perekonomian
global penuh dengan ketidakpastian. Krisis ekonomi Eropa belum dapat
diatasi sepenuhnya, lalu muncul geopolitik baru di Timur Tengah.
Meningkatnya harga minyak dunia disebabkan situasi geopolitik di
Timur Tengah yang terus memanas, di mana Iran menghentikan ekspor
minyaknya ke Eropa dan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran,
mengakibatkan sentimen negatif sehingga mengakibatkan harga minyak naik.
“Akibat ini semua maka asumsi yang ada dalam APBN 2012 menurut
pandangan saya dan juga telah dibahas oleh para menteri di bawah
koordinasi Wapres itu memang harus kita sesuaikan,” kata Presiden di
Istana Negara, Rabu 22 Februari 2012.
Indonesia yang sedang membangun dengan kinerja perekonomian yang baik
dan mempunyai rencana yang baik untuk tahun-tahun mendatang harus
terpukul kembali dengan kenaikan harga minyak mentah yang meroket.
Pemerintah harus merespons perkembangan ini dan mengembangkan berbagai
opsi dan kebijakan untuk mengatasinya dengan tujuan menyelamatkan APBN
serta kondisi fiskal.
“Pemerintah berpendapat dan akan kami ajukan kepada DPR RI untuk
percepatan penetapan APBN-P. Menetapkan kembali asumsi yang realistis
sesuai dengan keadaan, termasuk kebijakan subsidi dan kebijakan tentang
BBM dan tarif dasar listrik,” katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar