Jumat, 02 Maret 2012

TNI harus belajar dengan ATM

Saya terharu melihat acara Halaqah malam tadi di TV9 Malaysia. Sebuah acara dakwah yang dihiasi dengan gaya ala tentara dan suasana perang dengan Topik: Perang Melawan Hawa Nafsu. Seorang petinggi angkatan tentera Malaysia (ATM) berceramah dengan lancarnya menggunakan ayat-ayat al-Qur`an dan Sunnah. Ada bunyi tembakan, suasana perang, bunyi radio yang masuk dari luar dan sebagainya yang menyempurnakan lagi suasana perang main-mainan itu.
Paginya saya menonton di Liputan6, ada sekelompok tentera mengamuk menghancurkan pos Polisi hanya karena sang tentara ditanya polisi karena tidak menggunakan helm disaat membawa sepeda motor. Sebelum itu juga sering berlaku pertikaian antara sesama aparat polisi dan tentara di negara ini.
Kalau kita membandingkan profesionalisme antara TNI & ATM mungkin kita akan melihat perbedaan yang jelas.
Umpamanya di kota-kota Malaysia kita hampir tidak pernah melihat tentera yang berkeliaran menggunakan pakaian dinas tentara. Mereka hanya tinggal dibarak berlatih dan menjaga keselamatan negara dari ancaman yang datangnya dari luar seperti menjaga perbatasan negara mereka, menangkap peneyeludup barang-barang dari luar negara dan sebagainya. Kalau mereka ingin keluar, mereka harus menanggalkan status tentera mereka untuk sementara waktu dengan tidak boleh menggunakan pakaian ala-ala tentera, alias menjadi masyarakat biasa saja. Seolah-olah rakyat Malaysia mengetahui dinegara mereka ada tentara hanya waktu pameran dan diwaktu dharurat saja.
Walaupun saya mengenal bebarapa orang Tentara dan bahkan Jenderal di Malaysia, namun hampir tidak pernah terlihat diraut wajah mereka, rasa bangga dan merasa istimewa menjadi tentara bila dibandingkan dengan orang lain.
Seperti Kudeta
Kalau kita berjalan-jalan di kota Indonesia, maka akan terlihat seperti suasana kudeta saja. Di tengah kota dan ditengah komunitas masyarakat yang padat terdapat markaz-markaz dan kantor tentara yang kelihatan angker serta tidak bersahabat. Semua itu tentunya tidak akan kita jumpai di Malaysia.
Saya pernah melihat sendiri TNI yang marah-marah disaat diminta ongkos oleh kondektur bus di RI. Tentara yang berjalan dengan memakai pakaian tentara merasa seperti manusia super. Tidak mau membayar tiket bioskop, tidak memakai helem dan berbagai gaya yang sangat memuakkan lainnya.
Saya pernah menanyakan pekerjaan seorang tentara Malaysia yang kebetulan berpakaaian biasa di sebuah kantin. Katanya “daripada kerja kilang (pabrik) lebih baik saya jadi tentara” Rupanya dia adalah tentera yang sedang ditugaskan melatih menwa dikampus ku waktu itu. Dan sepertinya tentara bukanlah pekerjaan pilihan di Malaysia.
Sangat tidak wajar kalau tentara yang dibayar gajinya dari uang rakyat itu keberadaannya justru menyusahkan rakyat. Seorang Profesor mengatakan tentara dizaman modern ini tidak begitu diperlukan lagi karena dunia sudah agak aman. Kalaupun perang, toh yang berperang itu tidak hanya tentera, tetapi rakyatlah yang sangat peduli dalam mempertahankan negara karena kepentingan dan hak-hak mereka terganggu dengan adanya penjajah.
Kalau kebetulan berada di RI saya sangat benci kalau berjumpa dengan TNI, saya banyak melihat persamaan antara TNI dengan Preman, walaupun tentunya tidak semua tentara itu jahat, sombong dan merasa diri mereka hebat.
Nampaknya, reformasi TNI yang selalu diungkapkan oleh petinggi TNI belum menampakkan hasil yang memuaskan. Rakyat masih saja melihat persamaan TNI dizaman Orde Baru dengan TNI zaman reformasi ini.

7 komentar:

  1. salam
    saya juga adalah anggota tentera. kami sedia maklum bagaimana TNI di Indonesia. Tapi, ya lah lain tempat lain caranya. Saya tidak mahu komen itu. Cuma saya tidak bersetuju dengan petikan "Seorang Profesor mengatakan tentara dizaman modern ini tidak begitu diperlukan lagi karena dunia sudah agak aman. Kalaupun perang, toh yang berperang itu tidak hanya tentera, tetapi rakyatlah yang sangat peduli dalam mempertahankan negara karena kepentingan dan hak-hak mereka terganggu dengan adanya penjajah."
    Ini silap, dalam mana-mana negara berdaulat sekalipun, kehadiran mahupun kewujudan Angkatan Tentera mestilah wajib dan haruslah kuat, kerana Angkatan Tentera itu umpama INSURANS atau PENJAMIN kepada negara-negara berdaulat dari ancaman luaran dan dalaman. Angkatan Tentera yang amat lemah atau tiada memudahkan anasir asing memusnahkan negara dan rakyat. Kita harus sama-sama belajar dari tetangga kita apa yang buruk dan baik.

    BalasHapus
  2. Saya berpendapat yg sama dgn sdr shafie..kewujudan institusi ketenteraan itu harus selain mnjadi pembenteng dan siap siaga terhdp sebarang ancaman mahupn ketika dlm keamanan..mba2 ngara dlm gal ekonomi memerlukan keamanan utk mnjana kesejahteraan dan ekonomi sihat. Isu beda TNI dn ATM ada perbedaan luas,kekuatan dan kelemahan..ini isu budaya amalan bergantung corak yg mana dilihat perlu oleh sesebuah organisasi dan negara..mngkin kaedah TNI dlm caranya..menonjol kpd kehadiran KUASA kpd rakyat..atau simbol patriotisma..ada pd ATM sdh tentu mekanismanya ada..cuma ikut budaya dn keperluan

    BalasHapus
  3. Profesionslisme anggota ATM sgt tinggi

    BalasHapus
  4. Kami adalah bangsa yg lahir dari kesatria kesatria nusantara,bagi kami menjadi tentara adalah sebuah kehormatan,kebanggaan dalam kehidupan tanpa harus menghiraukan berapa gaji yg harus diterima... Tanpa tentara berkeliaran tentu bagi kami akan sulit merasakan aman karena banyaknya corak perangai diindonesia ini dari berbagai suku yang ganas ganas TNI bagi kami adakah alat menetralkan perbedaan dg adanya TNI berkeliaran dg seragam mereka kami menjadi segan walau pada akhirnya membuat tentara jadi ajang unjuk kekuatan tapi keadaan TNI sangat disenangi masyarakat karena banyaknya penerimaan menjadi TNI diindonesia..... Kami bangsa yang lahir dari kekuatan ISLAM ...kami berani melawan penjajah walau dengan bambu runcing

    BalasHapus
  5. Kami adalah bangsa yg lahir dari kesatria kesatria nusantara,bagi kami menjadi tentara adalah sebuah kehormatan,kebanggaan dalam kehidupan tanpa harus menghiraukan berapa gaji yg harus diterima... Tanpa tentara berkeliaran tentu bagi kami akan sulit merasakan aman karena banyaknya corak perangai diindonesia ini dari berbagai suku yang ganas ganas TNI bagi kami adakah alat menetralkan perbedaan dg adanya TNI berkeliaran dg seragam mereka kami menjadi segan walau pada akhirnya membuat tentara jadi ajang unjuk kekuatan tapi keadaan TNI sangat disenangi masyarakat karena banyaknya penerimaan menjadi TNI diindonesia..... Kami bangsa yang lahir dari kekuatan ISLAM ...kami berani melawan penjajah walau dengan bambu runcing

    BalasHapus
  6. 😆😆😆mentality belandon@indon

    BalasHapus