Kalimat lanjutkan
populer diwaktu sby mencalonkan diri sebagai calon Presiden untuk kali
kedua. Banyak pihak yang mengatakan bahwa kemenangan sby untuk kali
kedua adalah disebabkan oleh peranan KPK yang gencar-gencarnya memerangi
korupsi ketika itu -walaupun setelah terpilih banyak pihak juga menilai
sby “membunuh KPK” dengan kriminalisasi KPK setelah dia terpilih-.
Saya melihat kalimat lanjutkan
-setelah berbagai macam skandal dan perampokan uang dan hak-hak rakyat
berlaku dimasa sby-, telah berkonokatif negatif saat ini. Dilapangan
futsal, badminton kalimat lanjutkan digunakan disaat sang lawan menipu
dan yang lain tidak mau ribut dengan penipuan itu.
Di media sosial seperti miling list, facebook, twetter dan sebagainya kalimat lanjutkan
diggunakan disaat berlakunya diskusi hangat yang mengarah kepada
negatif, tanpa arti, saling menyerang, memburukkan, menjelekkan.
Di dalam keluarga kalimat lanjutkan digunakan untuk menegur anak nakal yang tidak mau dilarang bermain di waktu hujan, panas, malam.
Kalimat Lanjutkan
tidak berdosa, hanya individu atau golongan yang membuatnya buruk.
Suatu saat nanti saya harapkan kalimat lanjutkan akan menebus dosanya
dengan bertukarnya makna itu menjadi “Lanjutkan hukuman mantan
Presiden, Lanjutkan Penyelamatan uang rakyat yang dirampok oleh mantan
aparat negara, lanjutkan memerangi KKN yang dengan sendirinya akan
melanjutkan pemmbangunan infrastruktur –sekolah-rumah sakit- jalan raya-
air bersih- listrik yang berkualitas. Rakyat yang makmur, aman dan
bahagia. pemerintah yang profesional, jujur, amanah, adil, dan bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar