Jumat, 02 Maret 2012

lanjutkan? BUSUK!

Kalimat lanjutkan populer diwaktu sby mencalonkan diri sebagai calon Presiden untuk kali kedua. Banyak pihak yang mengatakan bahwa kemenangan sby untuk kali kedua adalah disebabkan oleh peranan KPK yang gencar-gencarnya memerangi korupsi ketika itu -walaupun setelah terpilih banyak pihak juga menilai sby “membunuh KPK” dengan kriminalisasi KPK setelah dia terpilih-.
Saya melihat kalimat lanjutkan -setelah berbagai macam skandal dan perampokan uang dan hak-hak rakyat berlaku dimasa sby-, telah berkonokatif negatif saat ini. Dilapangan futsal, badminton kalimat lanjutkan digunakan disaat sang lawan menipu dan yang lain tidak mau ribut dengan penipuan itu.
Di media sosial seperti miling list, facebook, twetter dan sebagainya kalimat lanjutkan diggunakan disaat berlakunya diskusi hangat yang mengarah kepada negatif, tanpa arti, saling menyerang, memburukkan, menjelekkan.
Di dalam keluarga kalimat lanjutkan digunakan untuk menegur anak nakal yang tidak mau dilarang bermain di waktu hujan, panas, malam.
Kalimat Lanjutkan tidak berdosa, hanya individu atau golongan yang membuatnya buruk. Suatu saat nanti saya harapkan kalimat lanjutkan akan menebus dosanya dengan bertukarnya makna itu menjadi “Lanjutkan hukuman mantan Presiden, Lanjutkan Penyelamatan uang rakyat yang dirampok oleh mantan aparat negara, lanjutkan memerangi KKN yang dengan sendirinya akan melanjutkan pemmbangunan infrastruktur –sekolah-rumah sakit- jalan raya- air bersih- listrik yang berkualitas. Rakyat yang makmur, aman dan bahagia. pemerintah yang profesional, jujur, amanah, adil, dan bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar