Baiknya Kita..
Seorang
Profesor Negara tetangga lain menulis dalam artikelnya; Kebanyakan
rumah mewah yang ada di Negara mereka, Kebanyakan uang yang beredar di
Negara mereka adalah punya orang Indonesia. Kebanyakan pembangunan yang
ada di Negara mereka dibangun dari uang yang datangnya dari Indonesia.
Dan disaat Negara mereka mengadakan Grand Sale setiap tahunnya, lebih 2
juta orang Indonesia datang belanja kesana..
Seorang
sahabat di Negara itu mengatakan; “dari jalan ini sampai ke ujung sana
dulunya adalah lautan, dan sekarang menjadi daratan cantik yang ditimbun
dengan pasir yang didatangkan dari pulau-pulau kecil di Riau”.
Apa Yang Kita Dapatkan Dari Negara tetangga itu?
- TKI
laki-laki dari Indonesia diharamkan bekerja dan mencari nafkah di
Negara mereka seperti dibidang pembangunan, kuli kasar, buruh dan
sebagainya. mereka lebih memilih warga negara lain daripada WNI, dengan
berbagai alasan yang tidak masuk akal..
- Seorang
teman mengatakan dan dari sumber lainnya; “satu persatu pulau-pulau
kecil di Riau hilang karena pasirnya di angkut ke Negara mereka..
- Azan diharamkan menggunakan pengeras suara di semua masjid dan surau di Negara tetangga itu.
- Identitas
orang melayu yang identik dengan Islam seperti istana, rumah,
perkampungan orang Melayu, dihilangkan. Adat dan budaya melayu di Museum
kan.
- Pemerintah
mereka melayani & melindungi Koruptor RI yang telah membuat rakyat
RI sengsara selama ini, (karena hak-hak rakyat untuk mendapatkan
pendidikan, rumah sakit, infrastruktur, makan dan tempat tinggal yang
baik terjajah dan terzalimi), dengan tidak mau menandatangani perjanjian
extradisi.
- Banyak
kali rakyat, nelayan dan petugas kita di acungkan senjata berat dan
diusir dengan pengeras suara karena di sangka telah melintasi garis
batasan laut kepunyaan Negara mereka
- Disaat
mahasiswa Indonesia bunuh diri di Negara itu, karena katanya dizalimi
sebab beasiswanya dihentinkan, tidak ada yang berani melawan mereka
Malaysia Agak Lebih Baik
“Sejahat”
apapun Malaysia, saat ini ada 2 juta orang lebih WNI yang sedang
mencari rezeki di Malaysia untuk nafkah keluarga mereka di RI.
Triliyunan TKI mengirim uang ke Indonesia setiap tahunnya. Dapat
dibayangkan bagaimana dampak sosial, ekonomi dan budaya yang akan
berlaku di Indonesia kalau TKI pulang sekaligus..
TKI
lah sebenarnya pahlawan yang harus dilindungi, karena mereka penyumbang
devisa negara, sementara pegawai pejabat negara kebanyakannya hanya
menghabiskan uang rakyat dan devisa negara. Kegunaan institusi mereka
sangat perlu dipertanyakan disaat keberadaan mereka tidak memberikan
manfaat yang berarti kepada rakyat atau seperti pepatah arab wujuduhu ka
adamihi (adanya seperti tiadanya / ada dgn tiadanya sama saja).
Ribuan
orang Indonesia (termasuk penulis) sedang belajar S2 & S3 di
Malaysia saat ini. Kebanyakannya mendapat bantuan atau keringanan biaya
dari pemerintah Malaysia dan banyak juga yang sambil bekerja. Uang
kuliah di perguruan tinggi negeri Malaysia lebih murah dari Indonesia.
Kualitas, Infrastruktur dan kemudahan lainnya jauh lebih baik dari di
Indonesia tentunya.
Disaat
saya keliling Indonesia bersama orang Malaysia, 100% rakyat RI yang
kami temui merasa hormat dan kagum dengan Malaysia, begitu juga dengan
rata-rata obrolan bekas TKI dari Malaysia.
Lalu
yang sangat mengherankan, isu-isu remeh temeh yang sebenarnya bisa
diselesaikan ditingkat diplomat, tetapi menjadi barang dagangan pasar
yang dikonsumsi oleh rakyat umum. Isu ini sepertinya dimanfaatkan oleh
segelintir orang yang memang memiliki agenda, bagaimana supaya Islam,
Melayu dan Nusantara yang kaya dengan SDM & SDA ini, tidak menjadi
sebuah kekuatan yang bisa menyaingi dominasi Barat.
Pengalihan Isu
Yang
pasti, isu penangkapan AB Baasyir, isu vcd porno artis, isu teroris,
isu FPI dan sebagainya tidak berhasil mengalihkan perhatian rakyat
terhadap berbagai skandal perampokan uang rakyat melalui kasus BLBI,
Century, Rekening Gendut Polisi, kenaikan BBM & harga bahan pokok,
Penangkapan Susno Duadji, buruknya birokrasi dan pelayanan publik,
maraknya korupsi, pelemahan KPK, gagalnya sebuah kepemimpinan,
meningkatnya jumlah kemiskinan, pengangguran, perbuatan kriminal, buta
huruf dan gagalnya hampir setiap departemen dan institusi pemerintahan,
dalam memberikan manfaat keberadaan mereka yang berarti kepada rakyat.
Isu
“memanaskan” hubungan Indonesia-Malaysia tidak akan membuat rakyat lupa
terhadap semua penipuan, pembodohan dan perampokan uang rakyat yang
telah, sedang dan akan berlaku di RI, termasuk isu TDL yang katanya akan
dinaikkan di negara ini.
Semoga
rakyat tidak mau diperbodoh untuk memikirkan apa yang sebenarnya
menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah, melalui kedutaan dan
departemen luar negeri, yang telah banyak menghabiskan APBN setiap
tahunnya.
Damaikanlah Saudaramu
“Sesungguhnya
orang beriman itu adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah semoga kamu mendapat
rahmat” (QS: al-Hujurat ayat 10)
Pelemparan
taik di kedutaan Malaysia, demo di rumah duta, CIMB, Petronas dll.,
pasti akan menyakitkan hati rakyat Malaysia. Hari raya semakin dekat,
semoga para majikan tidak menunda-nunda pembayaran gaji, membatalkan
niatnya untuk memberi THR (yang biasanya sebulan gaji) pada lebih dua
juta orang pembantu rumah Indonesia, TKI/TKW lainnya di Malaysia karena
tindak bodoh segelintir orang itu.
Walaupun
gerakan Bendera tidak mewakili gerakan orang-orang cerdas di Indonesia
seperti Senat Mahasiswa, Muhammadiyah, ICMI, HMI, FPI dll., namun
Inteligent Indonesia harus mencari tahu siapakah Bendera sebenarnya?
Apakah mereka bergerak untuk kepentingan partai politik tertentu,
ataukah untuk menaikkkan partai dan pemimpin tertentu, ataukah mereka
dibiayai oleh pihak asing untuk menghancurkan rantau asia tenggara ini
dan banyak kemungkinan lainnya. Karena dampak jangka panjang tindakan Bendera itu jauh lebih berbahaya dari teroris yang masih samar-samar..
Kalau
biasanya gerakan seperti ini tidak ditanggapi Malaysia, karena
menganggap itu hanyalah gerakan segelintir rakyat yang tidak tahu
(bodoh), namun baru-baru ini gerakan itu sudah mulai ditanggapi oleh
ahli politik Malaysia melalui berbagai media massa, seperti oleh Samy
Vellu, Bernama dll.
Ada
dua kemungkinan mengapa Malaysia menanggapinya 1. Untuk membangkitkan
rasa nasionalisme rakyat menjelang hari kemerdekaan Malaysia yang jatuh
pada setiap tanggal 31 Agustus ini atau 2. Mungkin juga dimanfaatkan
oleh bangsa Cina dan India Malaysia yang sememangnya kurang suka dengan
hubungan baik Indonesia-Malaysia. Karena ia akan menggugat kepentingan
mereka dari segi politik, ekonomi, social, budaya dan pembangunan di
Malaysia.
Malaysia
secara tidak resmi telah melarang rakyatnya datang ke Indonesia. Kalau
ini berlanjut, pasti semua ini akan memberikan pengaruh terhadap
perusahaan penerbangan, hotel, pariwisata, tempat berbelanja, investor
di Indonesia. Semua ini akan berdampak pada tingginya angka kemiskinan
akibat pengangguran. Karena pemerintah RI yang selama ini tidak mampu
menyediakan lapangan pekerjaan yang mencukupi untuk rakyatnya nampaknya
akan bertambah parah lagi.
Kalau
sengketa ini berlanjut di tingkat pemerintah, maka akan sama-sama kita
dengar, tiga, lima bulan lagi. Malaysia akan membeli peralatan perang
yang baru, Amerika pula akan menawarkan “jasanya” pada TNI untuk
memberikan pinjaman hutang, untuk membeli peralatan perangnya yang
katanya, harga sebuah kapal perang bekas saja, sama dengan harga sebuah
pulau besar di Indonesia.. Kesimpulannya; si labu dan si labi masuk
penjara karena kebodohannya, sementara Haji Bakhil akan tetap menikmati
kekayaannya…
Kesimpulan
Apakah
kita berani dengan Malaysia karena kita berpikir, tidak mungkin
Malaysia yang memiliki peralatan perang yang lebih canggih dari
Indonesia itu, mau berperang dengan kita, karena warga negara mereka
banyak keturunan Melayu Riau, Palembang, Aceh, Bugis, Minang,
Mandailing, Rao, Jambi, Kerinci, Jawa, karena kita se agama Islam, satu
rumpun melayu?
Apakah
kita takut pada Negara tetangga Yang Lain itu karena mereka memiliki
peralatan perang yang sangat canggih dan jauh meninggalkan Indonesia?
Ataukah kita sengaja dibuat takut, karena para pejabat kita banyak yang
memiliki hubungan mesra dengan Negara tetangga itu yang menyimpan uang
mereka dalam bentuk saham dan investasi?.
Kenapa
kita selama ini tidak membenci bangsa yang menguras minyak kita dengan
caltexnya, yang menguras emas kita dengan freeportnya, gas kita dengan
Harunnya dan sebagainya, tanpa memberikan dampak yang berarti terhadap
pembangunan, ekonomi dan social rakyat. Semua itu perlu dipertanyakan
juga tentunya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar