Jumat, 02 Maret 2012

Golput ITU lebih Baik

Pada pemilu legislative 2009 yang lalu saya Golput karena kecewa dengan sikap dan perbuatan politikus dan partai yang ada. Sedih juga rasanya, karena kali ini saya dengan terpaksa golput lagi. Masalahnya saya tidak percaya pada semua capres dan cawapres yang ada. Dari berbagai data tentang kemiskinan, pengangguran, pembangunan dan sebagainya saya melihat SBY adalah seorang Presiden yang gagal.

Lalu saya mengharapkan seorang penganti yang berkualitas dan benar-benar berkaliber international, tetapi harapan itu hampa karena calon yang lain juga tidak kurang parahnya. Pemilihan presiden bagi saya adalah semacam bai`ah, pengakuan, perjanjian akan patuh dan taat setia kepada pemimpin (selagi tidak di jalan maksiat) dan ianya akan diminta pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT. Sementara ketiganya tidak sesuai dengan criteria sebagai calon pemimpin yang baik dan ideal. Berikut adalah penilaian pribadi berdasarkan data-data yang ada selama ini;
1. JK-Wiranto

JK adalah orang Golkar, Golkar identik dengan orde baru, orde baru identik dengan; pemerintahan yang dictator, pemerintahan yang melakukan korupsi, kolusi & nepotisme dan saya adalah salah seorang diantara sekian juta rakyat Indonesia yang turun ke jalan menuntut agar orde baru dibubarkan pada tahun 1998 dulu. Dosa-dosa orde baru terhadap bangsa dan Negara ini masih begitu kuat dalam ingatanku. Dan terlalu mudah bagiku kalau menerima Golkar kembali saat ini.
Wiranto punya rekod yang tidak baik terhadap HAM. Dia adalah salah satu Jenderal yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Padahal selama 2 tahun saya telah menyiapkan tesis MA saya tentang Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia dari tahun 1945 hingga tahun 2003. Tidak mungkin saya akan menodai hati nurani, prinsip dan bidang keahlian saya selama ini.

2. Mega-Prabowo

Mega telah menjadi Presiden selama 3 tahun di RI. Selama kepemimpinanya tidak ada yang bertambah baik; kemiskinan, pengangguran, buta huruf, pembangunan dan sebagainya. Apa yang dilakukannya justru bertentangan dengan ekonomi kerakyatan. Menjual BUMN, dan kualitas SDM Mega sendiri yang tidak dapat dihandalkan. Mega punya rekod yang tidak baik terhadap umat Islam yang mayoritas 85% lebih di RI saat ini. Orde lama di bawah kepemimpinan Soekarno, ayahnya Mega juga memiliki hubungan dengan PKI yang anti Tuhan dan dengan sendirinya adalah musuh Islam sebagai agama yang saya anuti.
Prabowo adalah keluarga besar Cendana dan seorang Jenderal yang keduanya adalah musuh besar reformasi. Dosa-dosa Cendana terhadap bangsa dan Negara ini masih tidak bisa dimaafkan. Cendana membuat Negara berhutang kepada IMF, membuat rakyat jadi menderita, miskin, buta huruf, pembangunan yang hampir tidak ada. Kalau keluarga Cendana mau bertobat, tidak harus melalui politik yang membuat mereka harus berkuasa kembali. Kalau keluarga Cendana ingin bertaubat, cukup dengan mengembalikan uang rakyat yang selama ini mereka dapatkan dengan jalan haram kepada rakyat. Seperti dengan membangun infrastruktur seperti jalan, jambatan, rumah sakit, sekolah dll., agar rakyat banyak bisa menikmati kembali kekayaan mereka yang selama ini dicuri.

3. SBY-Boediono

Dimasa kepemimpinan SBY dulu, dia gagal dalam mensejahterakan rakyat. Gagal dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang mencukupi bagi rakyat Indonesia. Gagal dalam mengurangkan jumlah kemiskinan. Gagal dalam menaikkan harga diri bangsa dan Negara, dimana RI masih dipandang sebelah mata, TKI masih saja disiksa dan terhina dll.
Boediono, walaupun dia Gubernur RI, namun dia gagal menstabilkan ekonomi negara, gagal membuat rupiah berharga dibanding Dolar. Rupiah dibandingakan dengan mata wang negara lainnya tidak berharga, hanya bagaikan kertas koran saja.
Satu hal yang paling tidak saya sukai pasangan SBY-Boediono ini adalah bahwa keduanya orang Jawa. Kalau Presiden dan Wapres keduanya orang Jawa, ini melanggar rasa keadilan, rasa kebersamaan. Anak bangsa RI yang terdiri lebih dari 200 suku bangsa dan berada di lebih 17000 pulau. Presiden & Wapres Indonesia menurut saya harus mewarnai "Indonesia" bukan mewakili suku dari pulau tertentu saja.
Beberapa alasan mengapa saya Golput dalam Pilpres kali ini adalah;

1. Semua calon yang ada tidak memenuhi kriteria sebagai Individu yang unggul, terpilih dan berkualitas sebagai putera terbaik bangsa.
2. Tidak ada harapan bahwa rakyat akan bertambah makmur, kemiskinan akan berkurang, pembangunan akan bertambah baik, pengangguran akan berkurang, pendidikan akan terbela, kalau salah satu dari ketiga Capres & Cawapres itu terpilih.
3. Semua calon tidak mewakili rasa keadilan dan rasa kebersamaan sebagai rakyat RI yang meliputi lebih 200 suku bangsa dan 17000 pulau lebih.
4. Pemimpin yang selama ini telah terbukti gagal menjalankan tugas dengan baik dan hanya dapat IPK Nasakom (nasib satu koma) jelas tidak layak dipilih kembali.
5. Daripada berdosa karena ikut bertanggung jawab atas perbuatan pemimpin jahat yang saya pilih, maka lebih baik saya tidak memilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar