Pada pemilu legislative 2009 yang lalu
saya Golput karena kecewa dengan sikap dan perbuatan politikus dan
partai yang ada. Sedih juga rasanya, karena kali ini saya dengan
terpaksa golput lagi. Masalahnya saya tidak percaya pada semua capres
dan cawapres yang ada. Dari berbagai data tentang kemiskinan,
pengangguran, pembangunan dan sebagainya saya melihat SBY adalah seorang
Presiden yang gagal.
Lalu saya mengharapkan seorang penganti yang berkualitas dan benar-benar berkaliber international, tetapi harapan itu hampa karena calon yang lain juga tidak kurang parahnya. Pemilihan presiden bagi saya adalah semacam bai`ah, pengakuan, perjanjian akan patuh dan taat setia kepada pemimpin (selagi tidak di jalan maksiat) dan ianya akan diminta pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT. Sementara ketiganya tidak sesuai dengan criteria sebagai calon pemimpin yang baik dan ideal. Berikut adalah penilaian pribadi berdasarkan data-data yang ada selama ini;
1. JK-WirantoLalu saya mengharapkan seorang penganti yang berkualitas dan benar-benar berkaliber international, tetapi harapan itu hampa karena calon yang lain juga tidak kurang parahnya. Pemilihan presiden bagi saya adalah semacam bai`ah, pengakuan, perjanjian akan patuh dan taat setia kepada pemimpin (selagi tidak di jalan maksiat) dan ianya akan diminta pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT. Sementara ketiganya tidak sesuai dengan criteria sebagai calon pemimpin yang baik dan ideal. Berikut adalah penilaian pribadi berdasarkan data-data yang ada selama ini;
JK
adalah orang Golkar, Golkar identik dengan orde baru, orde baru identik
dengan; pemerintahan yang dictator, pemerintahan yang melakukan
korupsi, kolusi & nepotisme dan saya adalah salah seorang diantara
sekian juta rakyat Indonesia yang turun ke jalan menuntut agar orde baru
dibubarkan pada tahun 1998 dulu. Dosa-dosa orde baru terhadap bangsa
dan Negara ini masih begitu kuat dalam ingatanku. Dan terlalu mudah
bagiku kalau menerima Golkar kembali saat ini.
Wiranto
punya rekod yang tidak baik terhadap HAM. Dia adalah salah satu
Jenderal yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.
Padahal selama 2 tahun saya telah menyiapkan tesis MA saya tentang
Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia dari tahun 1945 hingga tahun
2003. Tidak mungkin saya akan menodai hati nurani, prinsip dan bidang
keahlian saya selama ini.
2. Mega-Prabowo
Mega
telah menjadi Presiden selama 3 tahun di RI. Selama kepemimpinanya
tidak ada yang bertambah baik; kemiskinan, pengangguran, buta huruf,
pembangunan dan sebagainya. Apa yang dilakukannya justru bertentangan
dengan ekonomi kerakyatan. Menjual BUMN, dan kualitas SDM Mega sendiri
yang tidak dapat dihandalkan. Mega punya rekod yang tidak baik terhadap
umat Islam yang mayoritas 85% lebih di RI saat ini. Orde lama di bawah
kepemimpinan Soekarno, ayahnya Mega juga memiliki hubungan dengan PKI
yang anti Tuhan dan dengan sendirinya adalah musuh Islam sebagai agama
yang saya anuti.
Prabowo
adalah keluarga besar Cendana dan seorang Jenderal yang keduanya adalah
musuh besar reformasi. Dosa-dosa Cendana terhadap bangsa dan Negara ini
masih tidak bisa dimaafkan. Cendana membuat Negara berhutang kepada IMF,
membuat rakyat jadi menderita, miskin, buta huruf, pembangunan yang
hampir tidak ada. Kalau keluarga Cendana mau bertobat, tidak harus
melalui politik yang membuat mereka harus berkuasa kembali. Kalau
keluarga Cendana ingin bertaubat, cukup dengan mengembalikan uang rakyat
yang selama ini mereka dapatkan dengan jalan haram kepada rakyat.
Seperti dengan membangun infrastruktur seperti jalan, jambatan, rumah
sakit, sekolah dll., agar rakyat banyak bisa menikmati kembali kekayaan
mereka yang selama ini dicuri.
3. SBY-Boediono
Dimasa
kepemimpinan SBY dulu, dia gagal dalam mensejahterakan rakyat. Gagal
dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang mencukupi bagi rakyat
Indonesia. Gagal dalam mengurangkan jumlah kemiskinan. Gagal dalam
menaikkan harga diri bangsa dan Negara, dimana RI masih dipandang
sebelah mata, TKI masih saja disiksa dan terhina dll.
Boediono,
walaupun dia Gubernur RI, namun dia gagal menstabilkan ekonomi negara,
gagal membuat rupiah berharga dibanding Dolar. Rupiah dibandingakan
dengan mata wang negara lainnya tidak berharga, hanya bagaikan kertas
koran saja.
Satu hal yang
paling tidak saya sukai pasangan SBY-Boediono ini adalah bahwa keduanya
orang Jawa. Kalau Presiden dan Wapres keduanya orang Jawa, ini
melanggar rasa keadilan, rasa kebersamaan. Anak bangsa RI yang terdiri
lebih dari 200 suku bangsa dan berada di lebih 17000 pulau. Presiden
& Wapres Indonesia menurut saya harus mewarnai "Indonesia" bukan
mewakili suku dari pulau tertentu saja.
Beberapa alasan mengapa saya Golput dalam Pilpres kali ini adalah;
1.
Semua calon yang ada tidak memenuhi kriteria sebagai Individu yang
unggul, terpilih dan berkualitas sebagai putera terbaik bangsa.
2.
Tidak ada harapan bahwa rakyat akan bertambah makmur, kemiskinan akan
berkurang, pembangunan akan bertambah baik, pengangguran akan berkurang,
pendidikan akan terbela, kalau salah satu dari ketiga Capres &
Cawapres itu terpilih.
3.
Semua calon tidak mewakili rasa keadilan dan rasa kebersamaan sebagai
rakyat RI yang meliputi lebih 200 suku bangsa dan 17000 pulau lebih.
4.
Pemimpin yang selama ini telah terbukti gagal menjalankan tugas dengan
baik dan hanya dapat IPK Nasakom (nasib satu koma) jelas tidak layak
dipilih kembali.
5. Daripada
berdosa karena ikut bertanggung jawab atas perbuatan pemimpin jahat yang
saya pilih, maka lebih baik saya tidak memilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar