Jumat, 02 Maret 2012

Bobroknya PEMERINTAH


Saya pernah mendengar cerita dari seorang pejabat di Kalimantan. Katanya pernah pemerintah Cina mendatangkan alat berat untuk membuka lahan pertanian disana dengan berbagai kemudahan dan sebagainya. Tetapi disaat alat berat itu mau didaratkan, pihak berkuasa meminta pajak alat berat dan berbagai birokrasi yang merepotkan lainnya. Karena mereka kecewa akhirnya mereka menelepon pemerintah Vietnam yang mau menerima alat berat itu tanpa syarat pajak dan birokrasi yang bertele-tele lainnya. Vietnam diuntungkan, sementara rakyat hanya bisa melihat berbagai kemudahan itu dialihkan kenegara lain karena pemerintah mereka yang bobrok.
Seorang kawan pernah menceritakan tentang Pemerintah Arab yang menyumbangkan kitab Tafsir, Hadis dan sebagainya, gratis kepada rakyat RI sebanyak satu kapal kontainer. Di Pelabuhan bantuan yang rencananya gratis itu diminta pajak oleh pihak pemerintah yang berarkhir ditariknya kembali bantuan kitab gratis tersebut yang membuat rakyat yang seharusnya mendapat kitab gratis yang tidak akan pernah diberikan oleh pemerintah mereka sendiri berlalu begitu saja.. (Sy mendapatkan kitab itu, tidak melalui pemerintah RI, tetapi melalui pemerintah lain yang dibagikan oleh di luar negeri.
Diwaktu gempa menimpa Padang, kawan saya di Malaysia menyewa sebuah pesawat yang penuh berisi dengan barang-barang dan alat bantuan untuk korban gempa. Di Bandara, barang-barang itu tidak bisa dikeluarkan berjam-jam lamanya. Pihak bandara meminta uang RM50.000 atau sekitar 150 Juta untuk mengeluarkan bantuan gratis untuk korban gempa. Setelah melalui berbagai kesulitan seperti melibatkan “orang kuat” dan sebagainya barulah disepakati bahwa pihak penyumbang dibenarkan mengeluarkan bantuan itu setelah mereka membayar RM5000 atau sekitar 15 juta. –bantuan gempa yang dipersulit-
Korban Tsunami Aceh juga hampir saja tidak bisa menerima bantuan gratis dari negara luar karena banyaknya pungli dan biroktrasi yang nampaknya sengaja diada-adakan dengan tujuan ada udang dibalik batu. Pihak negara asing katanya sampai mengacungkan senjata berat karena bosan dengan birokrasi untuk mengeluarkan bantuan gratis itu dari kapal. Adanya bantuan kapal untuk nelayan dari Libiya dan Turkey yang katanya ditukar menjadi kapal kecil yang tidak bisa berlayar ditengah laut yang luas.
Inilah salah satu contoh kecil mentalitas aparat negara kita yang selalu menyanyikan senandung nasionalisme, cinta tanah air, demi bangsa, negara dan agama ini. Hakikatnya mereka sangat tidak mencitai negara dengan menghambat kemajuan negara apalagi menghalang-halangi bantuan dari negara luar. Tentu saja masih sangat banyak lagi contoh perangai buruk yang tidak penulis ketahui tetapi pernah berlaku di negara ini.
Budaya korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi racun yang membunuh masa depan bangsa ini secara perlahan. Ibarat benalu yang mematikan ranting-ranting kehidupan, ibarat virus yang melemahkan persendian badan, ibarat anai-anai yang merapuhkan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Anehnya perbuatan terkutuk itu keluar dari mereka yang telah disumpah untuk setia dan mencintai negara. Kelakuan dari mereka yang setiap bulannya menerima gaji dari uang rakyat. Dilakukan oleh mereka yang diberi amanah untuk melakukan pekerjaannya dan mereka selalu menyanyikan lagu nasionalisme.
Kalau inginkan negara maju, maka virus, penyakit, benalu, racun itu harus dibuang terlebih dulu baru bicara nasionalisme, cinta tanah air, bangsa, agama dan negara.
Jangan bicara tentang nasionalime nyanyinya bung Iwan Fals..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar