Di
zaman reformasi ini, agama saja di reformasi orang (pemurnian-tajdid),
kenapa kita tidak memurnikan sejarah. Kenapa kita harus mempertahankan
dan mendukung “ajaran sesat” sejarah yang sudah jelas kebohongan,
penipuannya dan menyesatkan itu. Kenapa kita masih mau diperbodoh oleh
sejarah tanpa rasa kritis sedikitpun. Kenapa kita harus mewariskan
kesesatan ini kepada generasi kita yang akan datang.? Bukankah
pertanyaan (kritis) itu adalah pintu ilmu (pepatah Arab). Bukankah kita
di ajar dan dilatih untuk selalu bertanya what, why, when, where, how?
Pertanyaan: Benarkah Negara Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 Tahun dan oleh Jepang Selama 3,5 Tahun?
Jawaban: Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun., sebab;
1. Indonesia berdiri secara resmi dan sah sejak 17 Agustus tahun 1945.
2. Penjajahan Indonesia hanya berlaku sejak 17 Agus 1945 saja yaitu sekitar 3 tahun saja
3. Sebelum 1945 belum ada yang namanya Indonesia. Yang ada adalah Hindia Belanda, kepuluan melayu, Nusantara dan sebagainya.
4. Usia Indonesia sekarang (2009) baru 63 Tahun dan tidak mungkin dijajah selama 350 tahun.
5. Belum ada sebuah pemerintahan yang berdaulat ketika itu yang bernama Indonesia
6. Belum ada Presiden, Menteri, PNS, Polisi, tentara Indonesia ketika itu
Pertanyaan: Benarkah bangsa Indonesia dijajah selama 350 Tahun?
Jawaban: Bangsa Indonesia tidak pernah dijajah selama 350 tahun sebab;
1. Belum ada yang namanya negara Indonesia ketika itu
2. Pulau
Jawa dijajah selama 350 tahun mungkin ia, tetapi pulau-pulau lainnya
tidak. Semua daerah tidak sama masanya ditaklukkan oleh Belanda. Aceh,
Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya tidak dijajah dalam tahun yang
sama. Semua wilayah itu belum tergabung dalam negara Indonesia ketika
itu.
3. Tidak
ada satu kesatuan ketika itu, tidak ada satu kepemimpinan di kepulauan
ini selama 350 tahun itu, yang ada hanya raja-raja seperti di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya yang masing-masingnya
dibawah kepemimpinan tersendiri.
Mengapa
kita harus kaku dan terkongkong disaat pemerintah selama ini gagal
mensejahterakan rakyat, padahal ribuan tahun yang lalu rakyat di
kepulauan ini pernah makmur dibawah kerajaan Aceh, Sriwijaya, Majapahit,
Demak, Sulu dan sebagainya?
Kenapa
kita harus fanatik buta dengan negara kesatuan padahal konsep itu tidak
pernah mengeluarkan bangsa dan negara ini dari kongkongan kemiskinan,
kebodohan, dan ketertinggalan yang disebabkan oleh pemerintah yang
gagal?
Kenapa
kita tidak melihat solusi lain yang juga sah, legal, halal dan terbukti
mensejahterakan rakyat dinegara-negara lain seperti otonomi khusus,
federal, kemerdekaan daerah atau apapun namanya, tetapi masih disebut
negara Indonesia seperti yang berlaku di USA yang terdiri dari 50 negara
bagian, Australia 6 negara bagian, Venezuela 23
negara bagian, UAE 7 negara bagian, Malaysia 13 negara bagian dan
lain-lain yang lebih 75% negara didunia menganut sitem federal (lihat: http://adi-rawi.blogspot.com/)
Mereka masih tetap dengan bangganya mengatakan saya orang Amerika,
Australia, dan sebagainya. Mereka tidak mengatakan saya orang Perak,
saya orang Kedah dll.
Ataukah
kita sepakat rela, ridho, tawakal saja untuk selamanya merasakan
penderitaan, kesakitan dan penyiksaan ini. Padahal Tuhan telah
menganugrahkan kita akal untuk berpikir realistis dan fleksibel mencari
jalan dan cara yang lebih baik dan terbaik untuk kemakmuran bersama,
untuk pembangunan bersama, untuk masa depan bersama. sehingga tidak
terkesan bahwa negara ini hanya milik mereka, dibawah kuasa mereka dan
kita-kita ini hanyalah menompang dan menjadi masyakarat kelas kedua di
negara yang menjadi warisan nenek moyang kita ribuan tahun lamanya ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar