Kalaulah
ada pasukan berani mati untuk memburu, mencari, mengejar, membom,
membunuh, memukul, menampar, menginjak, meludah, mengencingi para
koruptor, mungkin sayalah orang pertama yang akan mendaftar di dalamnya.
Secara
rasional saja, lebih baik saya mati untuk menyelamatkan genarasi
setelah saya dengan membunuh para koruptor saat ini daripada hidup
dengan masa depan anak cucu yang suram karena korupsi.
Ini
karena secara pasti dan kasat mata, apa yang dilakukan oleh para
koruptor itu ialah membunuh jutaan anak bangsa, masa depan mereka dan
Negara.
Kalau
terorisme hanya membunuh ratusan orang, maka koruptor membunuh jutaan
anak bangsa yang tidak berdosa. Jutaan rakyat tidak bisa mendapatkan
pendidikan yang berkualitas, pengobatan dari rumah sakit yang baik,
infrastruktur yang aman, baik dan berkualitas dsbnya tidak mereka
dapatkan karena telah disunat oleh para koruptor.
Kalau
kita menang membunuh para koruptor di negeri ini, maka besar harapan
Negara kita akan lebih maju dari Singapura dan Malaysia. Merekalah yang
akan datang mencari kerja di Negara kita bukan sebaliknya.
Berperang
dengan Singapura dan Malaysia akan banyak memakan korban dan belum
tentu menang karena peralatan perang kita kalah canggih dan tentara kita
tidak hebat-hebat amat. Lihat saja pesawat TNI yang sering jatuh
sebelum ditembak, Densus 88 yang menembaki dinding rumah ditepi sawah
dengan ratusan bekas peluru didinding –Gak pandai menembak kali ya
pasukan densus 88 itu-
Membunuh koruptor adalah bagian dari jihad, ini karena koruptor lebih berbahaya dari pemberontak yang menuntut keadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar